Kitab Injil Allah: Alkitab Terjemahan Khusus Murtadin

Kitab Injil Allah (KIA) diterbitkan oleh Yayasan Dwi Pranata Atmaja (DPA). DPA hadir dengan visi “Memperkenalkan Rabb yang benar dengan terjemahan Alkitab yang wajar, tepat, dan jelas sesuai dengan maksud penulis Alkitab.” Sasaran utama pembaca atau pengguna KIA adalah Murtadin (ex-Muslim).

Ciri khas KIA:

  • Diterjemahkan berdasarkan arti sehingga pembaca lebih mudah menangkap makna dari setiap ayat yang dibaca.

  • Menggunakan istilah-istilah yang biasa digunakan oleh Murtadin sewaktu menganut aqidah yang lama sebelum mengikut Al-Masih sehingga pembaca bisa langsung mengerti firman Allah.

  • Disertai catatan kaki sehingga informasi penting terkait kebudayaan zaman Alkitab, gaya bahasa, dan berbagi informasi lainnya berhubungan dengan teks sumber Alkitab dapat dipahami.

KIA diterbitkan dalam 2 kolom yang terdiri dari 1 kolom bahasa Indonesia yang sesuai dengan kontekstual para Murtadin dan 1 kolom untuk text Yunani. Pemakaian text Yunani bertujuan untuk mengedukasi umat Allah di Indonesia tentang teks sumber Alkitab. Teks sumber Alkitab masih terjaga kelestariannya, bukan seperti diklaim oleh golongan yang mengatakan bahwa Alkitab sudah dipalsukan.

Murtadin perlu dua jenis terjemahan Alkitab

Ada 2 jenis terjemahan Alkitab yaitu terjemahan harfiah dan terjemahan berdasarkan arti. Berikut perbedaan kedua terjemahan tersebut.

Terjemahan harfiah

Kelebihan: Penerjemah berusaha sedapat mungkin menerjemahkan kata per kata dan mengikuti bentuk kalimat dalam teks bahasa sumber.

Kekurangan : Hasil terjemahan sering menjadi kurang jelas dan kurang wajar karena cara harfiah memaksakan bahasa sasaran mengikuti struktur dan bentuk ungkapan dari bahasa sumber.

Terjemahan berdasarkan arti

Kelebihan: Penerjemah berusaha sedapat mungkin menerjemahkan makna dari bahasa sumber tanpa harus mengikuti struktur teks sumber, sehingga hasil terjemahan menjadi wajar dan jelas dalam bahasa sasaran.

Kekurangan: Hasil terjemahan kurang mengikuti bentuk kalimat dari bahasa sumber.

Berdasarkan penjelasan di atas, tampaklah bahwa sebenarnya kedua jenis terjemahan Alkitab itu saling melengkapi. Oleh sebab itu sangat disarankan setiap Murtadin memiliki dua jenis terjemahan Alkitab. Contoh Alkitab terjemahan harfiah dalam bahasa Indonesia adalah Kitab Suci Injil (KSI), sedangkan terjemahan berdasarkan arti adalah Kitab Injil Allah (KIA).

Beberapa karakteristik terjemahan berdasarkan arti antara lain:

  • Tidak mempersoalkan jumlah kata, tetapi lebih mengutamakan ketepatan makna.

  • Sering kali menyesuaikan struktur kalimat dengan tata bahasa sasaran, supaya menjadi wajar dan jelas.

  • Hal-hal yang diketahui oleh pembaca pertama tetapi tidak diketahui oleh pembaca zaman sekarang bisa diperjelas langsung dalam teks. Contoh, Kisah 2:8-11, ketika bahasa asli hanya menulis ‘Kreta’, ‘Kirene’, dll., KIA memperjelas dengan ‘pulau Kreta’, ‘kota Kirene’, dll.

Istilah-istilah Alkitab yang digunakan dalam KIA

KIA menggunakan kosa kata yang umum dipakai oleh para Murtadin Indonesia di seluruh Indonesia maupun yang ada di luar negeri. Sebagai orang atau kelompok yang dulunya menganut agama Islam, istilah-istilah dalam Al-Quran dan Hadits merupakan istilah yang biasa digunakan. KIA menggunakan istilah-istilah itu sehingga para Murtadin bisa memahami firman Allah dengan latar belakang aqidah yang lama. Misalnya menggunakan istilah An-Nur (Terang), Al-Malik (Penguasa), Al-Jabbar (Mahakuasa), As-Salaam (Penyelamat), Al-Maidah (Perjamuan Rabb), Al-Muta'ali (Maha Tinggi), sibghah (baptis), Yaumul Qiyamah (akhir zaman), Yaum ad-Din (hari penghakiman), Hawariyyun (dua belas rasul), abi, ummi, dsb.

Teks sumber yang digunakan dalam Alkitab KIA

Teks sumber KIA adalah Teks Yunani Golongan Teks Bizantium (Byzantine Text), yang juga disebut Teks Mayoritas (Majority Text), yang diterbitkan oleh Robinson dan Pierpont. Teks Bizantium disusun berdasarkan ribuan salinan kuno yang masih terpelihara hingga saat ini. Banyaknya salinan kuno yang digunakan sebagai dasar penyusunannya membuktikan bahwa tidak ada sesuatu dalam PB yang sudah diubah atau dipalsukan. Teks Bizantium sangat didukung oleh terjemahan-terjemahan kuno seperti terjemahan bahasa Syria (Syam), Latin, dan berbagai kutipan dari bapa-bapa gereja. Pada dasarnya Teks Bizantium mempunyai banyak kesamaan dengan Textus Receptus (TR), yang menjadi dasar untuk PB KJV (1611). Keunggulan Teks Bizantium terlihat dari jumlah naskah pendukungnya. TR disusun hanya berdasarkan enam salinan PB Yunani, sedangkan Teks Bizantium merupakan hasil penelitian ribuan salinan kuno.

Alkitab Terjemahan Khusus Murtadin

Disajikan dalam 2 kolom: Terjemahan Bahasa Kontekstual Murtadin Indonesia dan Bahasa Yunani